Selamatkan Generasi Pelurus Bangsa
Dunia semakin hari semakin tua hingga tak terasa waktu berjalan dengan cepat, masa kelam yang kita lalui terasa baru sebentar kita lewatkan, dunia yang semakin hari semakin canggih dan tak bisa terpungkiri serta kejahatan pun meraja rela di dunia ini. Sesuatu hal yang di perbuat seakan-akan hanya sebagai beban untuk di akhirat, kecanggihan dunia membuat dampak yang begitu besar bagi pelurus bangsa ini, mereka lupa kegaduhan yang dibuat para pemimpinnya, keegoisan terhadap diri sendiri begitu besar sehingga melupakan tugas dan fungsi sebagai manusia. Ada beberapa perbedaan pola anak sekarang dengan dahulu. Alangkah baik nya pola kehidupan terdahulu, dari pada pola kehidupan sekarang, yang dahulunya sangat giat menentukan bangsa ini, akan tetapi sekarang hanya sebagian orang yang peduli, saya jadi teringat saat masa kecil di saat gadget hanya dimiliki beberapa orang saja dan orang tua enggan memberikan kelebihan atau memanjakan kepada anaknya untuk mempunyai gadget, pola pendidikan yang sangat keras sehingga menciptakan anak yang mengerti dengan sopan santun,ahlak, dan menurut yang dikatakan orang tuanya. Dahulu di masa kecil saya, tidak ada nama nya listrik, karena masa itu daerah saya memang belum berkembang seperti sekarang, akan tetapi itu bukan suatu alasan untuk tidak menuruti perintah orang tua untuk mengaji yang merupakan kewajiban kepada muslim untuk mempelajarinya, dahulu hanya bermodalan "lampu pelita" saja cukup untuk bisa mengaji, target tamat Sekolah Dasar (SD) sudah tamat Al-Qur'an akan tetapi beda dengan sekarang, orang tua dengan bangga memberikan gadget kepada anak yang bisa dibilang belum pantas untuk memiliki, dan saat ini listrik sudah masuk kemana-mana bahkan kepelosok Desa, akan tetapi masih saja anak yang telah menempuh jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) ada yang belum tamat Al-Qur'an. Ini salah satu dampak teknologi yang semakin canggih membuat anak-anak nggak untuk mengaji, kecanduan gadget sangat berdampak buruk terhadap anak-anak. Alangkah baik nya dengan tulisan ini para orang tua terketuk hatinya untuk memberikan anak gadget dengan usia yang pantas. Di tambah dengan salah satu aplikasi "Tik Tok" dll. aplikasi yang sangat bisa merusak pelurus bangsa kita, karena orang Indonesia itu terkenal dengan Sopan santun nya, budaya ini yang semakin tahun semakin menghilang dari pelurus bangsa kita. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena memang tahap fase dunia ini berada di fase ke empat (4) dari kelima (5) fase hingga dunia ini berakhir. Akan tetapi alangkah baiknya dengan canggih nya teknologi sekarang ini di manfaatkan dengan sebijak dan sebaik mungkin, terkadang letak rusak nya generasi pelurus ini terletak kepada orang yang lebih tua dari pada mereka karena tidak bijak dan baik dalam menggunakan teknologi yang super canggih sekarang ini sehingga penerus bangsa harus menjadi pelurus bangsa untuk mereka.
Dan hari ini sepulang dari kegiatan Pramuka di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Qasyim (UIN SUSKA) yang dihadiri oleh Lukman Syarifudin (Menteri Agama). Saya bersama Dr. H. Azwar Aziz S.H.,MSi selanjutnya melanjutan kegiatan di rumah bapak Musliadi yang dihadiri oleh Ustad Abdul Somad LC. MA, tanpa di sengaja ketemu sekumpulan anak-anak calon pelurus bangsa ini yang lagi merayakan kelulusan meraka, dengan cara mencoret-coret baju dan kompoi bersama sehingga menyebabkan kemacetan. Hal yang saat di sayangkan bagi pelurus bangsa ini, mereka sekarang bebas ketawa bersendau gurau dengan teman sebaya nya tanpa mereka sadari bahwa meraka akan menjadi korban kesengsaraan di negeri sendiri, mereka tidak sadar bahwa negeri mereka lagi terancam oleh orang-orang asing yang dimana pemimpin mereka telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 20 Tahun 2018, hal yang sangat mengancam pribumi yang akan menjadi menjadi pembantu di rumah mereka sendiri. Hal ini sangat harus kita kwatirkan, jangan sampai hal yang terjadi di "Tibet" terjadi di "Indonesia" karena kurang kritisnya kita terhadap pemerintah, puncak keputusan nomor satu di negeri ini ada di tangan Rakyat dan kebijakan ada ditangan Presiden, jangan sampai pemimpin yang tidak memperdulikan nasib rakyat nya untuk kedepannya mengambil kebijakan yang dapat merugikan rakyatnya. Kita tidak tahu apa yang ada dalam fikiran pemimpin kita, kita tidak bisa menilai mereka begitu saja, sesuatu yang dilihatkan nya belum tentu itu yang sebenarnya. Mari kita sedikit mengambil cerita dari Saddam Hussein Abd al-Majid al-Tikriti Presiden Iraq Ke V (Lima) dia dikenal sebagai orang yang kasar, arogan, serta menyeramkan ketika habis kesabaran. Di era 80-90 an, banyak orang tidak mengetahui mengapa Saddam Hussein membantai sebagian rakyat Iraq di negerinya sendiri.
Seluruh dunia pun mengecam dan menyumpah serapah Saddam. Ia ditahbiskan
sebagai seorang pembantai kejam yang tidak berperi kemanusian. Dua puluh tahun kemudian, terungkap bahwa orang-orang yang dihabisi oleh Saddam tersebut adalah penganut Syi’ah di negerinya. Selama lebih dari dua dekade, kenyataan ini dilindungi dan disembunyikan oleh media-media barat, dan Allah membuktikan kepada rakyatnya dengan diutuhkan nya jasad beliau selama bertahun lamanya, jadi disini kita bisa menilai bahwa yang dilakukan pemimpin itu kita tidak mengetahui kemana arahnya, pepatah mengataka "Rambut sama hitam, hati masing-masing".
Komentar
Posting Komentar
Mari budayawan menulis apa pun itu yang ada dalam fikiran anda maka tulislah, dengan menulis kita bisa banyak yang tau dan menulis itu merupakan alat INTROSPEKSI diri yang ampuh.