Mahasiswa Kaya Vs Mahasiswa Elit (Ekonomi Sulit)

20 Februari 2018
Oleh  : Rajani P S


Pekanbaru (Mahasiswa Keritang Inhil.com)- Di hari ini tepat pada tanggal 20 Februari 2018 yang mana pada tanggal 20 Februari 1973 adalah hari bersejarah dengan sebutan "Hari Pekerja Nasional" yang mana hal ini diperingati untuk memotivasi pengabdiannya kepada pembangunan Nasional. Yang mana tujuan tulisan ini pandangan masa depan untuk para mahasiswa mau jadi apa kedepannya kalau tidak disiapkan dari sekarang, memang semua sudah diatur oleh tuhan tapi tuhan akan senang apabila kita ada usaha untuk menuju yang ditetapkan tuhan kepada kita.
Mahasiswa itu dikenal orang sebagai orang-orang yang terpelajar dan mempunyai wawasan luas karena mereka sudah memulai dunia pendidikan dari mulai Sekolah Dasar (SD) 6 tahun, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3 tahun dan Sekolah Menengah Atas (SMA) 3 tahun, jadi jumlah nya 12 tahun pendidikan, banyak ilmu pendidikan yang didapatkan selama masa 12 tahun tersebut. Apakah yang didapat hingga sekarang sampai menjadi mahasiswa ? Saya rasa sebagian belum bisa bermanfaat bagi masyarakat bahkan dirinya sendiri. Masa muda katanya dihabiskan untuk bersenang-senang dahulu untuk masa depan nanti dulu, muda hura-hura, tua sejahtera, mati masuk surga itu bukan fikiran cendikia.
Mahasiswa mempunyai peran besar yang sudah ada pada tahun 1908 yang didirikan oleh Dr. Soetomo dkk, dengan sebutan Budi Utomo (Boedi Oetomo) dan masa ini belum merdeka dan akan menuju merdeka, sampai 1998 dimana mahasiswa 98 pada saat itu menuntut "Reformasi" sesuatu yang saat bersejarah bagi kalangan mahasiswa.
Mahasiswa yang tergolong kalangan kaya terlena dengan harta orang tua nya sehingga hidup ini tidak perlu bersusah-susah untuk menghadapi dunia perkuliahan karena sebagian mahasiswa yang kaya ini hanya bergantung kepada orang tua saja, hanya mengandalkan harta orang tua dan dan kerabat-kerabat serta teman-teman terdekat orang tua saja. Dengan terlena mahasiswa yang berkecukupan akan merubah cara berfikir untuk menjadi mahasiswa yang tidak berguna dikalangan masyarakat. Saya ambil contoh yang nyata, di kampung saya biasa tiap tahun ada yang namanya mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) saya selalu memperhatikan dari kalangan mahasiswa pada saat itu saya masih duduk di Madrasah Tsanawiyah (MTS) kira-kira usia saya 14 tahun,dan sampai saya usia 19 tahun yakni selesai pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Saya melihat secara langsung mahasiswa yang diturunkan dari bangku perkuliahan kemasyarakat, sangat kaku, sebagian mahasiswa bingung program apa yang akan dibuat ditengah masyarakat, dan lebih ironis nya lagi pada saat bulan ramadhan yakni malam nya ada yang dinamakan safari ramadhan yang mana kegiatan ini Program dari Desa mengunjungi Masjid/Mushollah untuk melaksakan kegiatan berupa santapan rohani serta silahturahmi dan yang terjadi mereka (mahasiswa) saling menunjuk siapa yang akan menjadi pembawa acara dan pembaca Al-Qur'an. Mereka bingung karena pada saat di perkuliahan mereka hanya berani tampil di depan kelas itu pun sebagian orang dengan mengharap nilai yang tinggi dari dosen, di tambah lagi mahasiswa kaya tadi karena tidak terbiasa dengan kesusahan, mereka mengeluh dengan keadaan kampung saya, kenapa mereka mengeluh ? karena mereka tidak pernah dan terbiasa dengan kesusahan di dunia ini.
Beda pola nya kalau kita bandingkan antara mahasiswa kaya yang hidup serba ada dengan mahasiswa Elit yang hidup apa adanya, mahasiswa kaya ini hidup dengan kemewahan sedangkan mahasiswa elit ini untuk kuliah saja mungkin orang tua nya banting tulang agar bisa anak nya kuliah, mereka yang tak hentinya berusaha dan berdo'a agar si anak tidak seperti orang tuanya yang hidup penuh dengan kesusahan, si bapak banting tulang walaupun mungkin keadaan si bapak tidak sehat semua dilakukan untuk anak nya agar menjadi orang yang bisa menolong orang banyak kelak agar tidak kesusahan, dan si ibu tidak henti-hentinya menggelar sejadah untuk anak yang ia lahirkan dari rahim nya, tidak peduli anak nya itu masa lalu nya pernah membuat ia tidak tenang tidur, membuat ia membagi waktu antara masak dan mengurus kita, dan ibu tidak peduli walaupun dulunya kita sering membuat ibu bersedih bahkan menangis semua itu dia lakukan untuk kita menjadi orang sukses, mereka tidak meminta jabatan mu, mereka tidak mengharap balasan, mereka hanya ingin melihat kita lebih baik daripada mereka.
Mahasiswa sangat memerlukan nilai yang bagus dibangku perkuliahan tapi alangkah mantapnya lagi di sandingkan dengan nilai kita di masyarakat, apakah kita bisa membantu masyarakat dengan nilai bagus kita di bangku perkuliahan atau kah hanya berguna untuk kita sendiri, ingat “Sebaik Baik Manusia Adalah Yang Paling Bermanfaat Bagi Orang Lain” di sampaing kita menuntut ilmu alangkah baiknya kita temukan jati diri kita dengan berkecimpung dalam organisasi akan tetapi jangan terlena dengan organisasi karena itu akan mengganggu dunia pendidikan mu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

®KISAH FIR'AUN BIN RAMSES LAKNATULLAH 'ALAIH®

Kerja Sama Kaum Nasionalis Islam

Covid 19 Gives News To The World