Korupsi menjadi Budaya Indonesia
06 Februari 2018
Oleh : Rajani P S
Pekanbaru (Mahasiswa Keritang Inhil.com)- Maraknya kasus korupsi di Indonesia membuat saya bingung dengan bangsa ini. ada 2 pertanyaan untuk kalian para pemakan uang rakyat.
1. Apakah Gaji yang diberikan rakyat untuk para pejabat kurang sehingga mengambil hak yang seharusnya bisa membantu rakyat kurang mampu yang masih banyak telantar di luar sana ?
Kalau memang masalah gaji kenapa orang-orang yang ingin sebuah jabatan di Legislatif dan Eksukutif dan kepala-kepala Daerah rela menghabiskan uang untuk menjadi pemimpin atau wakil rakyat !!!
2. Apakah Kalian tidak perduli dengan keadaan orang - orang kurang mampu dan orang-orang miskin yang masih banyak memerlukan biaya untuk kehidupan ini ?
Kalau memang kalian peduli kenapa kalian tega mengambil uang yang bukan hak kalian yang bisa digunakan untuk masyarakat kurang mampu dan orang miskin !!!
Wahai para penjabat, ingatlah hidup ini hanya satu kali. memang saat ini biaya kehidupan di Indonesia ini semakin memerlukan banyak uang untuk memiliki segala sesuatu yang mewah dan terbaru. Tapi, apakah kalian tidak mempunyai perasaan dan tidak bersyukur dengan tuhan yang telah memenuhi kehidupan kalian saat ini. Kalian sebenarnya tahu keadaan kehidupan yang ada di sekitar kalian itu kurang mampu, kalian yang mempunyai pendidikan, pengalaman, serta relasi hanya kalian gunakan untuk diri sendiri, keluarga dan kerabat terdekat serta kalian gunakan kemampuan kalian itu untuk membodohi masyarakat awam, pada saat kampanye, kalian janjikan segala hal yang mereka butuhkan, kalian merakyat seolah-olah mereka beranggap kalian empati dengan mereka, tapi nyatanya banyak masyarakat yang mengeluh dengan apa yang kalian ucapan saat kampaye tidak kunjung kalian wujudkan karena alasan beberapa hal dan kalian mengatakan untuk menunggu sampai waktu nya tiba. Akan tetapi, nyata nya sebagian dari kalian sampai habis jabatan kalian juga tak kunjung terwujud juga hingga akhirnya kalian mencalon lagi dan menjanjikan kembali. Kalian adalah orang-orang munafik sesuai dengan hadis "Jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar, dan jika dipercaya ia berkhianat". (HR Bukhari)
Jikalau dulu korupsi ini dianggap Tabu namun sekarang menjadi permisif oleh pelaku dan publik. kenapa saya katakan begitu ? karena kita lihat sekarang sebagian daerah mungkin ada dan saya pernah membaca seorang walikota yang terjerat kasus Korupsi. tetapi saat keluar dia mendapat sambutan khusus bahkan lebih menariknya lagi dia ditawarkan kembali sebagai Kepala Daerah. Sekarang kita bandingkan saja hukuman yang diberikan kepada para koruptor dengan pencuri (Begal). Kalau Koruptor hanya berupa hukuman Penjara saja tidak diberikan hukuman sosial. Tetapi, lihat si begal nasibnya gimana ? mereka mendapatkan hukuman fisik dan hukuman sosial, mereka diusir dari kampungnya karena dianggap membuat malu. Dan kita bandingkan lagi dampak yang dilakukan dua kejahatan tadi. Seorang begal motor bisa saja melakukan pembunuhan terhadap 1 atau 2 orang korban tidak lebih karena apabila ia melakukan aksi sendiri maka dia hanya sanggup membunuh 1 atau 2 orang saja dengan menggunakan senjata tajam yang di milikinya. Akan tetapi seorang Koruptor bisa melakukan 10 korban atau sejuta jiwa hanya bermodalan fikiran dan jabatan mereka. Coba kita berfikir lagi, uang yang mereka korupsi bisa saja uang yang di peruntukan untuk kesehatan anak-anak yang terkena penyakit atau anak yang kekurangan gizi dan rakyat kecil, namun mereka gunakan untuk kepentingan kelompok ataupun individu dan kita bisa bayangkan kalau uang yang ber meliyar yang di korupsi nya itu digunakan untuk kesehatan berapa nyawa yang tertolong, dan kalau ada yang mengatakan bahwa nyawa itu urusan tuhan ? benar. Rezeki, Jodoh dan Maut itu tuhan nentukan. Akan tetapi apakah kita tega melihat anak-anak yang kurang gizi yang perlu bantuan uang itu untuk kesempatan mereka merasakan hidup sampai ajal menjemputnya.
Namun, yang tidak habis fikir saya ada Gebernur yang melakukan orasi untuk pembelaan agamanya dan pada saat iya terkena kasus korupsi malah yang menjadi sasarannya "agama"nya. Mereka menganggap bahwa dia teriak-teriak membela agama nya itu hanya berpura-pura yang bersembunyi dibalik agama. Ingat, ada orang yang solat tapi tidak bertuhan dan ada yang bertuhan tapi tidak tahu solat. Inti nya, kesalahan itu terjadi bukan karena Agama dan kepercayaannya namun semua itu kembali kepada orangnya. Karena sebagian orang hanya menganggap bahwa agama hanya sekedar urusan personal dengan tuhan. Mereka menganggap enggak apa-apa korupsi, yang penting salatnya lancar. Justru mind set seperti ini yang harus kita ubah
Saya menulis ini karena sedih melihat Indonesia yang kaya akan alam nya yang seharusnya rakyatnya bisa sejahtera menjadi tuan dinegerinya sendiri tapi apakan daya kenyataannya Indonesia dikuasai orang asing dan orang indonesia sendiri yang menjadi pembantu dirumahny sendiri. Saya tidak tahu masalah apa yang membuat penjabat di Indonesia ini mulai menerapkan budaya korupsi, karena saya tidak berada dalam kedudukan mereka namun setidaknya tulisan ini sebagi intropeksi diri sendiri serta untuk para keluarga saya.
Oleh : Rajani P S
Pekanbaru (Mahasiswa Keritang Inhil.com)- Maraknya kasus korupsi di Indonesia membuat saya bingung dengan bangsa ini. ada 2 pertanyaan untuk kalian para pemakan uang rakyat.
1. Apakah Gaji yang diberikan rakyat untuk para pejabat kurang sehingga mengambil hak yang seharusnya bisa membantu rakyat kurang mampu yang masih banyak telantar di luar sana ?
Kalau memang masalah gaji kenapa orang-orang yang ingin sebuah jabatan di Legislatif dan Eksukutif dan kepala-kepala Daerah rela menghabiskan uang untuk menjadi pemimpin atau wakil rakyat !!!
2. Apakah Kalian tidak perduli dengan keadaan orang - orang kurang mampu dan orang-orang miskin yang masih banyak memerlukan biaya untuk kehidupan ini ?
Kalau memang kalian peduli kenapa kalian tega mengambil uang yang bukan hak kalian yang bisa digunakan untuk masyarakat kurang mampu dan orang miskin !!!
Wahai para penjabat, ingatlah hidup ini hanya satu kali. memang saat ini biaya kehidupan di Indonesia ini semakin memerlukan banyak uang untuk memiliki segala sesuatu yang mewah dan terbaru. Tapi, apakah kalian tidak mempunyai perasaan dan tidak bersyukur dengan tuhan yang telah memenuhi kehidupan kalian saat ini. Kalian sebenarnya tahu keadaan kehidupan yang ada di sekitar kalian itu kurang mampu, kalian yang mempunyai pendidikan, pengalaman, serta relasi hanya kalian gunakan untuk diri sendiri, keluarga dan kerabat terdekat serta kalian gunakan kemampuan kalian itu untuk membodohi masyarakat awam, pada saat kampanye, kalian janjikan segala hal yang mereka butuhkan, kalian merakyat seolah-olah mereka beranggap kalian empati dengan mereka, tapi nyatanya banyak masyarakat yang mengeluh dengan apa yang kalian ucapan saat kampaye tidak kunjung kalian wujudkan karena alasan beberapa hal dan kalian mengatakan untuk menunggu sampai waktu nya tiba. Akan tetapi, nyata nya sebagian dari kalian sampai habis jabatan kalian juga tak kunjung terwujud juga hingga akhirnya kalian mencalon lagi dan menjanjikan kembali. Kalian adalah orang-orang munafik sesuai dengan hadis "Jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar, dan jika dipercaya ia berkhianat". (HR Bukhari)
Jikalau dulu korupsi ini dianggap Tabu namun sekarang menjadi permisif oleh pelaku dan publik. kenapa saya katakan begitu ? karena kita lihat sekarang sebagian daerah mungkin ada dan saya pernah membaca seorang walikota yang terjerat kasus Korupsi. tetapi saat keluar dia mendapat sambutan khusus bahkan lebih menariknya lagi dia ditawarkan kembali sebagai Kepala Daerah. Sekarang kita bandingkan saja hukuman yang diberikan kepada para koruptor dengan pencuri (Begal). Kalau Koruptor hanya berupa hukuman Penjara saja tidak diberikan hukuman sosial. Tetapi, lihat si begal nasibnya gimana ? mereka mendapatkan hukuman fisik dan hukuman sosial, mereka diusir dari kampungnya karena dianggap membuat malu. Dan kita bandingkan lagi dampak yang dilakukan dua kejahatan tadi. Seorang begal motor bisa saja melakukan pembunuhan terhadap 1 atau 2 orang korban tidak lebih karena apabila ia melakukan aksi sendiri maka dia hanya sanggup membunuh 1 atau 2 orang saja dengan menggunakan senjata tajam yang di milikinya. Akan tetapi seorang Koruptor bisa melakukan 10 korban atau sejuta jiwa hanya bermodalan fikiran dan jabatan mereka. Coba kita berfikir lagi, uang yang mereka korupsi bisa saja uang yang di peruntukan untuk kesehatan anak-anak yang terkena penyakit atau anak yang kekurangan gizi dan rakyat kecil, namun mereka gunakan untuk kepentingan kelompok ataupun individu dan kita bisa bayangkan kalau uang yang ber meliyar yang di korupsi nya itu digunakan untuk kesehatan berapa nyawa yang tertolong, dan kalau ada yang mengatakan bahwa nyawa itu urusan tuhan ? benar. Rezeki, Jodoh dan Maut itu tuhan nentukan. Akan tetapi apakah kita tega melihat anak-anak yang kurang gizi yang perlu bantuan uang itu untuk kesempatan mereka merasakan hidup sampai ajal menjemputnya.
Namun, yang tidak habis fikir saya ada Gebernur yang melakukan orasi untuk pembelaan agamanya dan pada saat iya terkena kasus korupsi malah yang menjadi sasarannya "agama"nya. Mereka menganggap bahwa dia teriak-teriak membela agama nya itu hanya berpura-pura yang bersembunyi dibalik agama. Ingat, ada orang yang solat tapi tidak bertuhan dan ada yang bertuhan tapi tidak tahu solat. Inti nya, kesalahan itu terjadi bukan karena Agama dan kepercayaannya namun semua itu kembali kepada orangnya. Karena sebagian orang hanya menganggap bahwa agama hanya sekedar urusan personal dengan tuhan. Mereka menganggap enggak apa-apa korupsi, yang penting salatnya lancar. Justru mind set seperti ini yang harus kita ubah
Saya menulis ini karena sedih melihat Indonesia yang kaya akan alam nya yang seharusnya rakyatnya bisa sejahtera menjadi tuan dinegerinya sendiri tapi apakan daya kenyataannya Indonesia dikuasai orang asing dan orang indonesia sendiri yang menjadi pembantu dirumahny sendiri. Saya tidak tahu masalah apa yang membuat penjabat di Indonesia ini mulai menerapkan budaya korupsi, karena saya tidak berada dalam kedudukan mereka namun setidaknya tulisan ini sebagi intropeksi diri sendiri serta untuk para keluarga saya.
Komentar
Posting Komentar
Mari budayawan menulis apa pun itu yang ada dalam fikiran anda maka tulislah, dengan menulis kita bisa banyak yang tau dan menulis itu merupakan alat INTROSPEKSI diri yang ampuh.