Vox Populi Vox Dei
31 Maret 2018
Oleh : Rajani P S
Rakyat merupakan unsur konstitutif terbentuknya suatu negara tanpa rakyat tidak ada yang namanya negara, perlu disadari banyak orang lupa akan fitrahnya sebagai manusia, kekuasaan bisa membuat seseorang serakah,tamak,angkuh,dan memandang rendah orang. kebijakan-kebijakan yang diambil tidak memikirkan masyarakat yang kurang mampu. Kita mempunyai wakil rakyat yang sudah mewakili semua, saat kita tidak mempunyai rumah, mobil,motor,perkebunan, tanah, emas, berlian mereka sudah mewakili karena mereka adalah wakil rakyat. wakil rakyat ini sangat sibuk, apa iya ? iya, buktinya mereka hanya sempat datang saat pesta pemilihan legislatif akan tiba, bayangkan coba, betapa sibuk nya wakil kita.
Selanjutnya, Minyak menjadi hal yang sangat diresahkan masyarakat saat ini karena daerah yang di atas minyak di bawah minyak bisa sangat mahal diantara daerah lain. Riau, sumber alamnya yang dikelola oleh Chevon,Petroselat,Bumi Siak Pusako, Pertamina, Kondur Petroleum dan Pembangunan Riau. Bahkan, pada tahun 2015 dengan produksi mencapai 301,431 band oil day (BOPD), Riau menyumbang sebesar 12,86 meliar dolar AS atau Rp. 177,47 triliun untuk kas negara, kemungkinan cadangan minyak tinggal 15 tahun.
Aneh jika rasanya seorang kepala rumah tangga yang mempunyai anak dan istri serta harta kekayaan yang melimpah akan tetapi lebih mengutamakan orang lain, sampai-sampai anak istri ini sengsara dalam keluarga yang kaya ini, jangan sampai kebahagia berakhir dengan kesusahan terhadap diri sendiri.
Saat suara mahasiswa mewakili Rakyat telah di suarakan, maka kebijakan kapitalisasi dan liberalisasi tersebut baru tergerak hati mereka untuk mengubah mungkin kalau tidak ada suara mahasiswa kebijakan tersebut akan terus dipakai untuk mengambil keuntungan, dan rakyat pun tersiksa.
Kesimpulannya, Pemimpin itu seperti si penggembala, dia kirim biri-birinya yang tercepat dan cekatan kedepan dan yang lain akan mengikuti, sementara si gembala dia berjalan tenang dibelakangnya. ingat dalam bahasa latin ada kata-kata "Vox Populi Vox Dei" (Suara Rakyat Ialah Suara Tuhan) kita sebagai rakyat harus teliti dan cerdas dalam memilih pemimpin jangan memilih pemimpin karena kesederhanaan dan ketulusan mereka di dalam masyarakat bisa jadi itu semua hanya kebohongan yang di lihat kan agar menarik simpati rakyat. Saat kita memilih pemimpin yang dzalim maka kita akan ikut sengsara oleh kebijakan pemimpin yang kita pilih, saya takut kalau rakyat tidak cerdas memilih pemimpin yang hanya memilih berdasarkan apa yang di lihat tanpa dilihat pengorbanan mereka terhadap daerah ataupun negara ini akan terjadi seperti rezim "Bashar al-Assad" jika kekuasaan tertinggi telah dikuasai maka kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi hanya bisa merasa kan kedzaliman kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan.
Kita tidak boleh benci terhadap suatu etnis akan tetapi ada sesuatu yang harus kita berikan dan tidak boleh kita berikan, apabila semua sistem telah di tangan mereka maka Indonesia akan kembali di jajah, di tambah di kalangan mahasiswa yang apatis dalam pergerakan suatu organisasi akan menjadi santapan lezat bagi kaum-kaum yang kapitalis.
mari bersama kita memikirkan untuk 20 atau 10 tahun kedepan kalau tidak bisa 10 tahun kedepan, 1 tahun kedepan, kalau tidak bisa 1 bulan kedepan dan jika tidak bisa juga fikirkan lah 1 hari kedepan untuk kehidupan kita. kesejahteraan itu sebenarnya ada di tangan rakyat jika rakyat cerdas dalam memilih pemimpin untuk kedepan maka tidak akan ada rakyat yang menjadi babu di rumahnya sendiri, akan tetapi apabila pemimpin yang kita pilih dikendalikan oleh asing maka tunggu kesengsaraan akan tiba pada kita, perlu ditimbangkan lagi dalam memutuskan segala sesuatu jangan sampai keputusan yang kita ambil membuat kerugian terhadap diri sendiri.
Oleh : Rajani P S
Rakyat merupakan unsur konstitutif terbentuknya suatu negara tanpa rakyat tidak ada yang namanya negara, perlu disadari banyak orang lupa akan fitrahnya sebagai manusia, kekuasaan bisa membuat seseorang serakah,tamak,angkuh,dan memandang rendah orang. kebijakan-kebijakan yang diambil tidak memikirkan masyarakat yang kurang mampu. Kita mempunyai wakil rakyat yang sudah mewakili semua, saat kita tidak mempunyai rumah, mobil,motor,perkebunan, tanah, emas, berlian mereka sudah mewakili karena mereka adalah wakil rakyat. wakil rakyat ini sangat sibuk, apa iya ? iya, buktinya mereka hanya sempat datang saat pesta pemilihan legislatif akan tiba, bayangkan coba, betapa sibuk nya wakil kita.
Selanjutnya, Minyak menjadi hal yang sangat diresahkan masyarakat saat ini karena daerah yang di atas minyak di bawah minyak bisa sangat mahal diantara daerah lain. Riau, sumber alamnya yang dikelola oleh Chevon,Petroselat,Bumi Siak Pusako, Pertamina, Kondur Petroleum dan Pembangunan Riau. Bahkan, pada tahun 2015 dengan produksi mencapai 301,431 band oil day (BOPD), Riau menyumbang sebesar 12,86 meliar dolar AS atau Rp. 177,47 triliun untuk kas negara, kemungkinan cadangan minyak tinggal 15 tahun.
Aneh jika rasanya seorang kepala rumah tangga yang mempunyai anak dan istri serta harta kekayaan yang melimpah akan tetapi lebih mengutamakan orang lain, sampai-sampai anak istri ini sengsara dalam keluarga yang kaya ini, jangan sampai kebahagia berakhir dengan kesusahan terhadap diri sendiri.
Saat suara mahasiswa mewakili Rakyat telah di suarakan, maka kebijakan kapitalisasi dan liberalisasi tersebut baru tergerak hati mereka untuk mengubah mungkin kalau tidak ada suara mahasiswa kebijakan tersebut akan terus dipakai untuk mengambil keuntungan, dan rakyat pun tersiksa.
Kesimpulannya, Pemimpin itu seperti si penggembala, dia kirim biri-birinya yang tercepat dan cekatan kedepan dan yang lain akan mengikuti, sementara si gembala dia berjalan tenang dibelakangnya. ingat dalam bahasa latin ada kata-kata "Vox Populi Vox Dei" (Suara Rakyat Ialah Suara Tuhan) kita sebagai rakyat harus teliti dan cerdas dalam memilih pemimpin jangan memilih pemimpin karena kesederhanaan dan ketulusan mereka di dalam masyarakat bisa jadi itu semua hanya kebohongan yang di lihat kan agar menarik simpati rakyat. Saat kita memilih pemimpin yang dzalim maka kita akan ikut sengsara oleh kebijakan pemimpin yang kita pilih, saya takut kalau rakyat tidak cerdas memilih pemimpin yang hanya memilih berdasarkan apa yang di lihat tanpa dilihat pengorbanan mereka terhadap daerah ataupun negara ini akan terjadi seperti rezim "Bashar al-Assad" jika kekuasaan tertinggi telah dikuasai maka kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi hanya bisa merasa kan kedzaliman kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan.
Kita tidak boleh benci terhadap suatu etnis akan tetapi ada sesuatu yang harus kita berikan dan tidak boleh kita berikan, apabila semua sistem telah di tangan mereka maka Indonesia akan kembali di jajah, di tambah di kalangan mahasiswa yang apatis dalam pergerakan suatu organisasi akan menjadi santapan lezat bagi kaum-kaum yang kapitalis.
mari bersama kita memikirkan untuk 20 atau 10 tahun kedepan kalau tidak bisa 10 tahun kedepan, 1 tahun kedepan, kalau tidak bisa 1 bulan kedepan dan jika tidak bisa juga fikirkan lah 1 hari kedepan untuk kehidupan kita. kesejahteraan itu sebenarnya ada di tangan rakyat jika rakyat cerdas dalam memilih pemimpin untuk kedepan maka tidak akan ada rakyat yang menjadi babu di rumahnya sendiri, akan tetapi apabila pemimpin yang kita pilih dikendalikan oleh asing maka tunggu kesengsaraan akan tiba pada kita, perlu ditimbangkan lagi dalam memutuskan segala sesuatu jangan sampai keputusan yang kita ambil membuat kerugian terhadap diri sendiri.
Komentar
Posting Komentar
Mari budayawan menulis apa pun itu yang ada dalam fikiran anda maka tulislah, dengan menulis kita bisa banyak yang tau dan menulis itu merupakan alat INTROSPEKSI diri yang ampuh.